Sab. Jul 27th, 2024

missteenageca.com – Sejarah Perempuan China Pada Masa Lalu Mengikat Kaki , yang di kenal sebagai “lotus kaki” atau “kaki terikat,” merupakan bagian dari sejarah perempuan di Tiongkok pada masa lalu. Praktik ini di mulai sekitar abad ke-10 dan berlanjut hingga abad ke-20. Meskipun sekarang di anggap sebagai tindakan kejam dan tidak manusiawi, pada saat itu, mengikat kaki di anggap sebagai simbol kecantikan, status sosial, dan kemampuan perempuan untuk menikah ke dalam keluarga yang terpandang.

Berikut beberapa poin penting tentang Sejarah Perempuan China Pada Masa Lalu Mengikat Kaki :

  1. Simbol Status Sosial:

    Mengikat kaki adalah simbol status sosial di masyarakat Tiongkok kuno. Perempuan dengan kaki yang di ikat di anggap lebih cantik dan di hormati, dan mereka sering kali memiliki peluang yang lebih baik untuk menikah dengan pria kaya atau bangsawan. Baca Juga UFC (Ultimate Fighting Championship)

  2. Proses yang Menyakitkan:

    Proses mengikat kaki di mulai sejak usia dini, sering kali pada usia lima hingga enam tahun. Kaki perempuan akan di bungkus dengan kain yang di padatkan secara ketat, menyebabkan tulang-tulang kaki patah dan bentuk kaki menjadi tertekuk ke bawah. Proses ini sangat menyakitkan dan bisa menyebabkan infeksi atau cacat permanen. Baca Juga Berita Akurat Terpercaya Saat Ini

  3. Pembatasan Gerak:

    Kaki yang di ikat membuat perempuan kesulitan untuk bergerak dengan bebas. Mereka sering kali harus bergantung pada tongkat atau di bawa dengan tandu. Ini menghambat partisipasi perempuan dalam kegiatan fisik atau pekerjaan luar ruangan.

  4. Penyebaran Budaya:

    Praktik mengikat kaki perempuan tersebar luas di seluruh Tiongkok dan menjadi norma budaya yang di terima. Hanya sedikit perempuan yang tidak mengikat kaki mereka, dan mereka sering kali di anggap rendah atau di kecam oleh masyarakat.

  5. Penghapusan Praktik:

    Praktik mengikat kaki secara bertahap mulai di hapuskan pada abad ke-20, terutama karena tekanan dari gerakan reformasi sosial dan tekanan internasional. Pada awal abad ke-20, praktik ini di larang oleh pemerintah Republik Tiongkok, dan pada masa pemerintahan Mao Zedong, praktik ini di hapuskan sepenuhnya sebagai bagian dari kampanye untuk modernisasi dan emansipasi perempuan.

Hari ini, praktik mengikat kaki perempuan di anggap sebagai contoh ekstrem dari ketidaksetaraan gender dan perlakuan tidak manusiawi terhadap perempuan. Meskipun sudah tidak ada lagi, warisan dan dampak dari praktik ini masih terasa dalam masyarakat Tiongkok dan di seluruh dunia.